dalam membincang dunia tulis menulis, maka yang perlu di pahami terlebih dahulu adalah apa arti dalam menulis. menulis adalah menyampaikan ide/gagasan, saran, kritik dalam bentuknya yang berbeda (verbal), disampaikan secara sistematis dan biasanya setelah melewati proses perenungan yang panjang dan mendalam. Bahasa menulis dengan bahasa pembicaraan akan jauh berbeda, karena menulis taat pada asas kepenulisan yang harus dipatuhi secara rigid, objektif, sedangkan bahasa pembicaraan tak mesti sekaku dan serigid jagat literasi tulis. Menulis juga merupakan arena aktualisasi dan aksentuasi diri dalam menangkap, merespon dan bahkan mengelaborasi suatu fenomena yang dianalisa secara subjektif-objektif dengan tetap mengacu pada kaidah-kadiah yang telah disepakati bersama (penggunaan EYD, saduran, istilah-istilah asing, dan sebagainya). Menulis, bagi seorang penulis, merupakan aktifitas alamiah yang harus dipenuhi sebagai bagian yang bisa menunjang aktifitas kehidupannya.
Ada peribahasa mengatakan, 'gajah mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan kebaikan (karya)'. Eksistensi manusia akan dirasakan ketika manusia tersebut memberikan kontribusi bagi manusia lainnya. Pemberian kontribusi itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, yang salah satunya dengan menulis. Sebuah tulisan yang didasari dengan hati, ditujukan untuk kebaikan, tentu akan menjadi pemantik-pemantik kebaikan dan bukan mustahil, menjadi titik acu terjadinya sebuah perubahan. Anda mungkin kurang sadar atau bahkan tak menyadarinya sama sekali bahwa menulis bisa menjadi instrumen propaganda ekonomi dan politik, bisa memasukkan penjahat dari kelas teri sampai kakap ke dalam jeruji besi, bahkan meruntuhkan sebuah bangunan rezim pemerintahan yang sedang berkuasa.
Bahkan seseorang bisa dibunuh karena tulisannya. Berbalik dengan itu, seseorang bisa menjadi staf ahli anggota DPR, staf ahli presiden, bahkan dikirim ke luar negeri karena tulisannya. Intinya, tulisan di arus modernisasi seperti sekarang ini tak hanya sekadar aktifitas sambil-lalu, pengisi waktu luang, atau karena tuntutan karier. Lebih dari itu, menulis merupakan bagian fundamental sebagai instrumen untuk memotret, menyimpan, dan mengkodifikasikan sejarah yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan generasi penerus kelak.
menulis, terlepas dari motivasi yang mengiringinya, apakah tujuannya pragmatis, idealis, atau konvergensi keduanya, idealis-pragmatis, sepanjang dilakukan untuk perbaikan-perbaikan dan konstruktif, insya Allah akan berimplikasi pada pemberdayaan dan pencerdasan bagi pembacanya. Menulis bisa menjadi semacam berbagi pengetahuan dan dialog pasif dengan calon pembaca yang bermuara pada pendayagunaan dan pencerahan-pencerahan. Itulah salah satu kebahagian seorang penulis, ketika tulisannya dibaca banyak orang, direspons, apalagi kalau bisa memperbaiki keadaan.
Artikel, dalam Kamus Ilmiah populer dijelaskan sebagai karangan yang dimuat di media massa. Artikel opini, sepanjang yang saya pahami, merupakan penuangan berbagai ide atau gagasan yang merupakan hasil dari analisa berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam bentuk tulisan, dan dipublikasikan di media massa cetak maupun online, dengan menggunakan bahasa semi-populer. Tujuan menulis artikel yakni memberikan pemahaman atau pencerahan kepada semua entitas masyarakat mengenai berbagai persoalan, seperti hukum, ekonomi, politik, sosial, keagamaan, budaya, dan sebagainya.
sekarang jika tulisan artikel merupakan analisa dari suatu peristiwa/keadaan/kejadian, bagaimana caranya menangkap dan menghadirkan ide tulisan artikel? Menurut pengalaman saya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
yang pertama, perbanyak membaca. Aktifitas baca-tulis menjadi dua hal yang saling berkelindan, memisahkan keduanya adalah hampir mustahil dengan tidak menyebut impossible. Ide bisa lahir setelah membaca, gagasan bisa bermunculan pasca bergelut dan bertarung dengan buku. Mengenai membaca ini, saya sendiri kalau sudah gila dalam kuantifikasi waktu, bisa sampai 3-6 jam/hari, atau 2-3 buku perminggu. Selain buku, atau minimal 1 majalah perminggu.
kedua, konsisten berdiskusi. Membaca bukan satu-satunya jalan untuk melahirkan banyak gagasan sebagai temuan tulisan, berdiskusi merupakan program lanjutan yang harus dilakukan secara reguler. Dengan berdiskusi, Anda bisa menguji tulisan yang telah dibuat untuk dibantai oleh kawan diskusi. Dan itu, jalan yang konstruktif sebelum Anda mempertanggungjawabkan tulisan tersebut ke publik.
ketiga, buka hati dan pikiran anda untuk bisa peka dengan keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar, luangkan waktu untuk menonton berita dalam dan luar negeri.
Tanamkan sense of intellectual dengan jalan banyak melakukan analisa dari berbagai fenomena yang terjadi.
dan yang terakhir, banyak bergaul dengan google, untuk searching berbagai hal sehingga secara langsung maupun tidak langsung ide-ide tulisan artikel bisa dimunculkan atau bahkan muncul dengan sendirinya.
Setelah ide-ide tersebut terkumpul dalam note, langkah berikutnya lakukan manajemen ide untuk memudahkan memilah topik mana dulu yang akan ditulis terlebih dahulu.
Setelah dipastikan paham cara-cara menjaring ide, langkah berikutnya mulai untuk menulis. menulis itu ibarat berenang, sampai kapanpun tak akan bisa jika hanya belajar dan memperdalam teori tanpa ada niat untuk memulai menulis. dalam konteks menulis opini, tahapan berikutnya yakni mulai menuliskan ide/gagasan tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:
pertama-tama, Tentukan topik yang akan diangkat dalam tulisan. Bisa juga diartikan dengan menentukan judul yang lebih sempit dari tema. Misalnya, tema yang akan diangkat 'seputar UKT di Universitas Negeri Makassar', Anda bisa menentukan judul: 'Mampukah UNM Bersaing?', atau 'UKT dalam kacamata Mahasiswa'.
kedua, buatlah kerangka karangan. meski tidak wajib namun cukup membantu, terutama bagi yang masih belajar menulis opini. kerangka itu bisa berupa judul yang menarik, sub-sub judul untuk memudahkan berfikir secara sistematis dan menjaga supaya pembahasan tak melebar kemana-mana.
ketiga, tulislah analisa yang akan anda bahas dalam tulisan tersebut. dalam hal ini Anda bisa membedahnya dengan teori-teori yang relevan, dan atau melegitimasinya dengan statement orang lain yang dianggap mempunyai kredibilitas mumpuni dan sesuai dengan topik yang tengah Anda kembangkan.
ketiga, susun kalimat pembuka secara tak berlebihan, tak bertele-tele, dan fokuskan perhatian Anda pada substansi dimana memuat analisa yang akan dikembangkan.
dan yang keempat, Rangkai kalimat penutup secara elegan dan usahakan pembaca akan terkesan. Misalnya, ketika tulisan anda sedang membahas tema sosial-politik yang menimbulkan ironi, maka bisa diakhiri dengan sebuah pertanyaan bernada satire, misalnya, 'dimana nurani biroktat kampus, disaat banyak mahasiswa menderita atas ketimpangan UKT, mereka malah asyik dengan rencana kenaikan gaji, pembangunan gedung baru, bahkan jalan-jalan keluar negeri berdalih studi banding?'
nah, mungkin itulah beberapa pengertian-penjelasan dan kiat-kiat kepenulisan yang semoga memberikan pengaruh dan bermanfaat bagi para pembaca.
catatan : jika disuatu saat anda mendapatkan honor dari tulisan yang dimuat dalam media cetak seperti koran atau bahkan dari menerbitkan buku, yang perlu anda tanamkan adalah menulis bukan semata-mata dimaksudkan untuk serta-merta anda harus berpikir pragmatis, dan menulis untuk mendapatkan uang, tapi tujuan menulis harus lebih mulia dari itu, bertindak dan bersikap kritis dan cerdas dalam memberikan kontribusi intelektual dan pencerdasan bagi masyarakat umum. Kalaupun mendapat honor, anggap saja sebagai bonus.
0 comments:
Post a Comment